Merasa cemas dan tidak pantas setelah meraih kesuksesan, bisa jadi kamu mengidap Imposter Syndrome.


Jika dalam game Among Us , Impostor merupakan karakter yang sangat dijauhi oleh karakter lain karena akan mematikan permainan, serta menipu teman-temannya. Dalam kehidupan sehari-hari ternyata kita dapat menemui Impostor dalam bentuk sindrom dalam diri kita atau yang biasa disebut Impostor Syndrome. 
Dikutip dari Verywellhealth, 
Impostor Syndrome adalah istilah yang menggambarkan pola perilaku seseorang yang sering disangkal atau bahkan merasa tidak pantas untuk meraih kesuksesannya sendiri. Impostor Syndrome merupakan kondisi psikologis, tetapi tidak termasuk dalam gangguan mental.
Fenomena ini merasa kesuksesan yang berhasil diraih merupakan bentuk dari keberuntungan atau kebetulan belaka, bukan karena kemampuan intelektual diri.


Tanda-tanda Imposter Syndrome 
-Sering meragukan kemampuan diri sendiri
-Tidak percaya diri
-Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara realistis
-Mudah frustasi atau depresi ketika gagal memenuhi standar yang ia tetapkan sendiri
-Senang menyabotase kesuksesan sendiri
-Cenderung perfeksionis
-Selalu menghubungkan kesuksesan dengan faktor eksternal

Lingkungan Penumbuh Imposter Syndrome
Sindrom ini biasanya ditemukan pada orang yang tumbuh besar dalam keluarga yang menekankan pentingnya prestasi
atau
Fresh graduate yang merasa bahwa dirinya belum pantas menjadi seorang profesional karena merasa tidak kompeten, meskipun sebenarnya memiliki kompetensi tinggi.

Cara Menghadapi Imposter Syndrome

1. Ingat, tidak ada yang sempurna di dunia ini
Orang dengan imposter syndrome harus belajar supaya tidak terlalu terpaku pada standar tinggi atau kesempurnaan yang ia tetapkan bagi dirinya sendiri. 

2. Curhar dengan orang yang terpercayai Sindrom ini sering menimbulkan pikiran-pikiran tak rasional pada orang yang mengalaminya. Ketika terus terpendam, pikiran tersebut bisa jadi semakin memburuk dan membuat jatuh dalam ketakutan.

3. Pertanyakan kembali pikiran negarif yang muncul
Ketika pikiran-pikiran negatif muncul kembali, pertanyakan kembali apakah pikiran tersebut masuk akal. 

4. Beri penghargaan pada diri sendiri
Beri waktu bagi diri untuk menerima umpan balik yang positif. 

5. Melatih mindfulness
Dengan mengetahui pemicu perasaan negatif dan cara mengatasinya, kamu bisa lebih fokus untuk melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan kesalahan dan hasil kedepannya. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedia Camilan Enak dan Sehat di Bandar Lampung | Pempek Mamayla

Generasi Sandwich | Sandwich yang satu ini rasanya tidak mengenakan, loh!

Jual alat tulis aesthetic di Tokopedia | buat kamu jadi semangat belajar!